Epitaph, Sodorkan Realitas dan Fiksi

Ulasan Epitaph | #20

Metro Gaya, 27 Jun 2010

Metrogaya – Profesi jurnalis yang selalu dituntut mengungkapkan fakta dibalik peristiwa mengilhami Daniel Mahendra melahirkan novel bertajuk ‘Epitaph’. “Novel Epitaph ini merupakan bagian pertama dari novel trilogi Epitaph, Epigraf, Epilog.

Untuk menghasilkan karya tersebut saya melakukan riset yang membutuhkan waktu hingga 10 tahun lamanya,” kata Daniel, saat hadir sebagai pembicara dalam ‘Bincang Publik dan Book Signing’di Toko Buku Gramedia Tunjungan Plaza (TP), Surabaya.

Novel Epitaph sendiri diangkat dari kisah nyata yang pernah terjadi dalam kasus hilangnya helikopter militer milik TNI-AD di sekitar Gunung Sibayak, Sumatera Utara. Helikopter militer yang ditumpangi kru film yang terdiri dari mahasiswa IKJ (Institut Kesenian Jakarta) dan seorang wartawan senior itu hilang (jatuh) di kawasan Gunung Sibayak saat melakukan pengambilan gambar dari udara.

Namun pihak TNI-AD tidak mengakui bahwa helikopter naas tersebut disewakan kepada pihak sipil. Dari sanalah semua persoalan bermula. Novel ini sarat dengan data-data yang diracik dari banyak media nasional yang sempat memuat kejadian tersebut, serta diramu dan dilatari dengan kisah romansa namun tidak sentimentil.

“Melalui novel ‘Epitaph’ ini saya berusaha mengungkapkan fakta di balik sebuah peristiwa, tentang peran media massa, dan bagaimana gegernya dunia film tanah air atas kejadian naas itu,” jelas pria yang pernah bekerja sebagai wartawan di beberapa media massa dan editor di beberapa perusahaan penerbit itu.

Novel yang diterbitkan Kakilangit Kencana ini diharapkan juga mampu menambah gairah publik dalam ‘mengonsumsi’ bacaan berbobot. “Sekarang ini permintaan masyarakat akan buku-buku prosa terutama novel menunjukkan tren positif, dan mudah-mudahan ’Epitaph’ memeroleh respon yang positif pula,” harap Daniel. (mei/mg)