Niskala [01]

Ulasan Niskala | #5

Oleh Ardyansah

Suatu hari saya dikejutkan kabar bahwa salah seorang sahabat saya akan menikah. “Ha? Sampeyan nikah? Gak guyon, kan?”, begitu waktu itu kurang lebih ekspresi saya. Bukan bermaksud tengil, tapi sahabat ini saya kenal lebih mencintai buku dibanding hal lain, termasuk perempuan. Banyak perawan dan mantan perawan yang dibikin patah hati sebab gagal bersaing dengan buku-buku kesayangannya. Maka kabar bahwa sahabat ini akan menikah tentu tidak gampang saya percaya. Saya menduga dua hal: pertama, sahabat saya ini sudah bosan berfantasi; kedua, pasti dia telah menemukan perempuan hebat.

Dan sepertinya tebakan saya tak jauh meleset. Setidaknya jika anda membaca novel terbarunya: Niskala, yang kali ini diterbitkan oleh Mizan. Segenap fantasinya seperti dilampiaskan melalui serangkaian perjalanan ke tempat-tempat yang menurut saya melampaui kemewahan pelancongan manapun. Tempat-tempat sunyi, tempat-tempat yang seolah tak terjamah waktu, tempat-tempat yang menjadi asal mula kesadaran. Himalaya.

Rawiannya yang renyah tentang gunung, tentang salju, atau tentang yak yang bergerak malas sangat membuai, hingga menggiring saya pada fantasi saya sendiri. Tentang Kailash, dan peri-peri yang menjaga Manasarovara. Betapa anggunnya. Tapi saya segera sadar, mendaki gunung bukan untuk saya.

Tentang perjalanan itu sebenarnya sudah banyak yang saya dengar dan baca dari novel Daniel sebelumnya. Tetapi Niskala terasa berbeda, ada lebih banyak cinta. Barangkali karena sosok perempuan hebat yang ia samarkan sebagai Sanggita, sehingga novel kali ini terasa sangat berbunga-bunga. Konon, (naskah) novel ini juga adalah mas kawin pernikahannya. Ah, manis sekali.

Banyak yang bisa saya tuliskan tentang novel ini. Beberapa halaman Niskala telah menjadi sangat pribadi buat saya. Tetapi percayalah, tak akan se-menghibur membacanya langsung. Bagi anda yang meyakini cinta, waktu, dan perjalanan adalah rangkaian janji kehidupan. Bacalah.

_________________________________

* Animator, Dosen di beberapa universitas di Jakarta, tinggal di Tangerang Selatan.

Tulisan ini dimuat di sini tak lain sekadar usaha pendokumentasian. Versi asli dari tulisan ini ada di halaman facebook penulis dalam bentuk catatan, serta di jurusmabok.wordpress.com [Jumat, 29 November 2013].