Perjalanan ke Atap Dunia [07]

Ulasan Perjalanan ke Atap Dunia | #25

Oleh Amang Suramang

TAHUN 2004, saya, Chaya dan Daniel beritikad akan jadi backpacker ke Tibet. Tujuan kami satu, sampai ke kota suci. Lucu, ternyata pada akhirnya yang berangkat ke Tibet hanya Chaya dan Daniel. Sedang saya, malah pergi ke Bangkok. Saya hanya bisa iri, saat Chaya dan Daniel pulang membawa kisah dan tentu saja foto-foto yang luar biasa. Tapi saya sudah senang, mendapat oleh-oleh perangkat doa dan Daniel menyolong lembar-lembar doa warna-warni buat saya. “Nih, biar doa lo cepat terkabul!” kata Daniel.

Impian ke Tibet semakin lama kian jauh. Akhirnya saya malah lupa sendiri. Hingga akhirnya saya dapat buntelan buku ini. Dari Daniel, tapi bukan Daniel yang pergi tahun 2004 itu. Ini Daniel Mahendra, seorang penulis (dan setumpuk predikat di masa lalunya yang saya kenal dari zaman pergerakan mahasiswa).

Cerita kenapa saya mendapat buntelan buku ini sebetulnya sederhana sekali. Lita Soerjadinata yang mengelola program “Buku Kita” mengusulkan agar Daniel Mahendra didapuk ke acara obrolan #Twitteriak yang dikelola oleh Tanam Ide Kreasi (Scriptozoid!) maka dengan rasa ingin tahu, saya undang Daniel Mahendra untuk bertamu.

Usai obrolan itu, rupanya Daniel ingin mengirim buku ini ke saya. Saya tentu saja senang, bukan karena kiriman itu sendiri, tetapi karena saya dan karya Daniel lumayan cukup akrab. Karya non-fiksinya soal Pramoedya sudah khatam saya baca sudah lama. Sedang Epitaph yang ditulisnya sebagai bagian 1 dari trilogi kisah tentang kakak laki-lakinya, juga sudah tuntas saya baca dan ulas di blog ini. Saya pikir amat menyenangkan bisa membaca karya Daniel Mahendra lagi, apalagi……. kali ini ia menghidupkan kembali itikad saya tahun 2004 itu. Ah, apa kabarmu Tibet?

Daniel Mahendra menulis kata-kata ini di bagian dalam bukunya:

“Untuk kawan Amang,
Menjadi laki-laki
Artinya memiliki keberanian,
Artinya berani bermimpi,
Artinya berani mewujudkan!”

Bandung, Mei ’12
Daniel Mahendra

Nah! #jleb. Saya tak perlu bicara banyak lagi.

_________________________

* Penggiat literasi, tinggal di Jakarta.

Tulisan ini dimuat di sini tak lain sekadar usaha pendokumentasian. Versi asli dari tulisan ini ada di sudahkahkaubaca.multiply.com [Juni 2012].