Selamat Datang di Pengadilan

[ Kumpulan Cerpen, 2001 ]

Penerbit: Malka
Halaman: xiii + 108 hal
ISBN: 979-96528-0-4

Editor: Deny Riana
Tata Letak: M. Arifin Ciptadi
Desain Sampul: M. Arifin Ciptadi
Gambar Sampul: Selamat Datang di Pengadilan, Iwan R. Ismael
Pracetak: Johan J. Anwari

____________________________________________

Romantisme perjuangan! Kisah anak muda, dengan kejujuran menceritakannya. Selalu menarik dan mengejutkan. Cerpen Daniel Mahendra, dalam banyak hal, menggambarkan kejernihan seperti itu.

Yus R. Ismail
Cerpenis, penulis, penyair, mantan Pemimpin Redaksi Tabloid Suara Mahasiswa Universitas Islam Bandung

 

Penuturannya berusaha jujur  dan berangkat dari sebuah kegelisahan sehari-hari. Gayanya yang realis dengan pilihan kata yang vulgar menjadi ciri dari karya ini. Keberanian untuk mempublikasikan karya ini merupakan heroisme tersendiri.

Ajianto Dwi Nugroho
Mantan Kepala Litbang Majalah Balairung Universitas Gajah Mada

 

Karya ini terlahir ketika rezim sangat represif menanggapi semua hal yang bertentangan dengan sistem yang sudah terbentuk. Semua tulisan disajikan begitu realis. …ternyata harus ada beberapa ruang derita di dalam hati dan pikiran penulis untuk membuat karya ini lebih berdarah lagi.

Elisna Dewita
Mantan Pemimpin Umum Tabloid Jumpa Universitas Pasundan

 

Sebuah catatan kesaksian atas realitas yang seringkali hanya mampu kita gerutukan dengan perasaan iri yang teramat sangat. Saya rekomendasikan catatan ini untuk jadi bacaan wajib para penggurutu.

Rana Akbari Fitriawan
Cerpenis, mahasiswa pasca sarjana Universitas Padjadjaran

 

Karya ini sebagai kontribusi penulis, menghargai hidup manusia, yang berfikir. Tidak rela pengalaman panca indera berinteraksi hambar dan tawar tanpa kejutan, direalisasikan dalam dokumen berwajah cerpen yang faktual sekali. Minim rekayasa.

Ahmad Manshur Shofi
Cerpenis, mantan Pemimpin Redaksi Majalah Suara Mahasiswa Universitas Islam Bandung

 

Ada terasa romantis, ada terasa jurnalis. Ada terasa luapan yang panjang. Ada banyak kegelisahan: kemarahan yang terpendam, kesedihan yang mengendap, kesendirian yang meronta. Terasa hidup, karena selalu bermain perasaan dalam tiap kata yang dirangkai. Aku tak pernah lelah membaca tulisan ini.

Gusti Ayu Rella
Cerpenis, mantan Koordinator Humas Persatuan Pers Mahasiswa Surabaya