[ Travel Narrative, 2018 ]
Penerbit: Epigraf
Halaman: 414 hal
Dimensi: 14 x 21 cm
ISBN: 978-602-74319-8-0
Pengantar: Gol A Gong
Penyunting: M. Iqbal Dawami
Pemeriksa Aksara: Ken Ariestyani
Pengatak: Endang Dedih
Ilustrasi Isi: Dhea Citra Septianita
Ilustrasi Sampul: Moch. Yusuf Riantho
Desainer Sampul: Leinad Ardneham
Sebuah memoar perjalanan yang dirawikan dengan sendu. Sebuah cerita petualangan tentang Cina, Tibet, Nepal, Everest, cinta, nestapa, juga perjuangan hidup. Sebuah kisah yang didedikasikan bagi orang-orang yang berani mewujudkan mimpi masa kecilnya.
____________________________________________
Daniel Mahendra, mantan wartawan yang kerap bertualang ke sejumlah negara itu memaparkan pengalamannya seusai menjelajahi eksotisme negara Cina dan Tibet.
Ditulis dengan gaya narasi dan teknik penulisan fiksi, buku ini mengajak Anda tenggelam ke dalam rangkaian paragraf yang mampu membangkitkan sensasi indra dan mengajak Anda untuk menyaksikan setiap detail peristiwa sehingga Anda seolah hadir di sana. Dengannya, Anda dapat merasakan pengalaman seorang backpacker dan merasa tergerak untuk mengikuti jejaknya.
KORAN TEMPO
Kalau boleh menyebutkan sederet pejalan asal Indonesia yang terpikat akan panorama dan kesahajaan Tibet tentu akan memakan banyak paragraf. Tetapi, ada yang menonjol. Lihatlah, bagaimana pengalaman perjalanan Daniel Mahendra. Melalui bukunya, ia memberikan pandangannya atas Tibet: “Bacalah tentang China dengan segenap kedigdayaan ekonomi dan budayanya. Tetapi tak baik melupakan Tibet dan Nepal karena keduanya merupakan sumber pengetahuan terpenting dalam alam, manusia, spiritualitas, politik, seni dan budaya.”
NATIONAL GEOGRAPHIC: TRAVELER
Ternyata kebahagiaan Daniel dapat menginjak negeri Dalai Lama ini berganti dengan keprihatinan. Ia sedih karena turisme sudah menjadi komoditas yang dijual oleh Pemerintah China, tanpa peduli perasaan rakyat Tibet. Tempat ibadah bukan lagi tempat sakral. Dengan bebas wisatawan hilir mudik di depan para biksu yang sedang mendaraskan alkitab. Melihat kenyataan itu, Daniel bahkan merasa malu menjadi turis di Tibet.
KOMPAS
Bukan semata pada bagaimana cara menuju ke sana dan dengan cara apa, tapi juga perjumpaan dan pengalaman baru yang terjadi di sepanjang jalan. Bagaimanapun perjalanan selalu memberi kita hal-hal tak terduga. Dan ketakterdugaan selalu lebih menarik daripada segala hal yang sudah pasti.
SINAR HARAPAN
Disajikan dengan menarik, buku ini menggugah rasa petualangan sekaligus membantu mewujudkan para pemimpi untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Dengan keinginan dan tekad kuat, mimpi-mimpi itu bisa terwujud nyata.
PIKIRAN RAKYAT
Tidak hanya menyampaikan keindahan Tibet, Nepal, dan Cina dengan gaya yang interaktif, Daniel Mahendra juga turut menyajikan sisi lain negara tersebut.
INTISARI
____________________________________________
Ketika membaca naskah buku ini, saya tenggelam dan merasakan menjadi bagian dari paragraf demi paragrafnya. Saya tersedot ke detail-detail yang ditulis Daniel, mengalir deras menantang untuk diarungi.
Saya membayangkan sebagai pelakunya. Misalnya, saat Daniel menginap di bandara Bangkok, saya merasakan sedang tidur di sana juga. Saat Daniel menaiki pesawat ke Chengdu, Cina, saya sedang duduk di sebelahnya, menjadi traveler juga.
Saat naik kereta ke Lhasa, Tibet, saat menginap di penginapan murah, saat salat di masjid Lhasa, saat sibuk mencari sarapan di Kathmandu, Nepal, saat tersandung cinta lokasi dengan Jeanne, gadis Prancis di Pokhara, saat …, ah, saya merasakan menjadi traveler bersama Daniel!
―Gol A Gong
Travel Writer, penulis novel legendaris Balada Si Roy dan pendiri Rumah Dunia
Tak jarang pada saat membaca, saya langsung larut ke dalam kisah yang dirawikannya. Apa yang dikisahkan tidak ada jarak lagi dengan saya yang membacanya; manunggaling kawulo lan cerito.
Jika penulisnya diibaratkan imam salat, maka saya adalah makmumnya. Kemana dia melangkah, saya turut mengikutinya. Apa yang dia rasakan dan pikirkan, saya pun turut merasakan dan memikirkannya. Ketika dia menangis pada saat ditimpa (ditempa) ujian, saya pun ikut menangis. Pun sebaliknya, pada saat dia tertawa lantaran mengalami hal lucu, saya pun ikut terbahak-bahak.
Kampret tenan penulis ini. Masya Allah.
―M. Iqbal Dawami
Penulis, trainer penulisan, Direktur Penerbit Maghza
____________________________________________
Buku ALAYA – CERITA DARI NEGERI ATAP DUNIA bisa didapatkan di:
TOKO BUKU GRAMEDIA
Seluruh Indonesia
TOKOPEDIA
Alaya – Cerita dari Negeri Atap Dunia