Niskala [03]

Ulasan Niskala | #10

Oleh Tezar Ari Yulianto

Galang, mungkin beruntung. Ketika dia jatuh hati pada Sanggita, cintanya terbalaskan. Namun keberuntungannya hanya sampai situ saja. Ketika hendak menginjak ke jenjang pernikahan, perbedaan keyakinan orang tua Sanggita menggagalkan impian indahnya. Orang tua Sanggita menolak lamaran Galang, Di tengah keputusasaan, ada tekad untuk tetap menikahi Sanggita. Namun apa daya, Sanggita mengalami kecelakaan parah, dan mengakibatkan dia menderita amnesia.

Di tengah kecewa, Galang memutuskan untuk mewujudkan cita-cita mereka berdua, melakukan perjalanan…

Sebuah kisah yang menarik. Sayang saya merasa novel ini separuh-separuh dalam mengisahkan antara travelling-nya sendiri dengan kisah romantika antara Galang dan Sanggita. Terasa sekali detail tempat-tempat dibuat seperti deskripsi tempat tapi agak kaku dengan jalinan isi bukunya.

Tak mudah memang membuat cerita romance dengan latar travelling, serasa dua lauk yang berbeda dicampurkan menjadi satu masukan. Bukan tak bagus, hanya saya merasa konflik yang sejatinya bisa membuat kisah lebih menarik, menjadi lebih mirip sebagai bacaan karya non fiksi belaka.

Terlepas dari kekurangan buku ini, konflik yang diciptakan sangat menarik. Saya cukup antusias dengan konflik ketika keyakinan menjadi penghalang dalam sebuah pernikahan. Dan ini menjadi nilai lebih dari buku ini.

_________________________________

* Pembaca, tinggal di Semarang.

Tulisan ini dimuat di sini tak lain sekadar usaha pendokumentasian. Versi asli dari tulisan ini ada di kumembacabuku.blogspot.com [April 2014].