Perjalanan ke Atap Dunia [09]

Ulasan Perjalanan ke Atap Dunia | #33

Oleh Yunita

Karena menyadari aku sudah kembali dari perjalanan jauh ke Negeri Atap Dunia. Kini saatnya kembali ke realita

Sebenarnya aku uda pernah melirik buku ini waktu singgah ke Gramed, tapi apalah daya waktu melihat cover + resensi dibelakang bukunya yang kurang begitu menarik utk aq membelinya, so selamat tinggal deh buku. (ampe lupa itu kapan ya…:D). Ok deh, waktu teman kantor yang iseng-iseng bertanya padaku “Yun, ada gak sih buku rekomended dari mu untuk kubaca? tapi aku mau bacanya yang seperti kisah siIchal” (dalam hati, apaan tuh si’Ichal’?). Akhirnya dari pada pusing, aq segera buka GoodReads, dan tanpa sengaja aq melirik “Perjalanan ke Atap Dunia” dan membaca review2 dari teman, dan hasilnya aq benar-benar terpikat. So sorenya aq langsung bergegas ke Gramed hanya untuk beli buku ini (emang aq sudah kebelet pengen baca…:D, padahal list ‘to-read’ masih banyak) Sampainya di Gramed – Semanggi, aq kecewa karena buku itu gak ada,,,hiks. Tapi dengan muka sedih,kecewa tingkat tinggi, tuh pegawai gramed ampe bela-belain cari ke gudangnya (langsung ucapin ‘terima kasih ya mas uda ampe dicari kegudang’).

So lanjut lah malam langsung buka plastiknya dan pasang lagu yang kira-kira cocok dan mulai buka halaman 1. (kebiasaanku, sebelum mulai baca, buku pertama ampe kata-kata yang gak penting pasti dibaca juga seperti tanggal cetak, editor dll(padahal gak perlu jg kale untuk aq)…:D) Dan hasilnya bisa ditebak, aq memberikan 5 bintang, bila perlu ada 10 bintang, pasti aq serahkan untuk buku ini. Buku ini bukan sekedar menceritakan perjalanan ataupun menjelaskan tempat-tempat yang patut dikunjungin, tapi ada unsur yang lebih mendalam dibuku ini, yaitu ‘semangat sang penulis’ + kata-kata bagus yang dia selipkan disetiap cerita, sehingga membuat buku ini patut diberikan nilai lebih.

Selama aq baca buku ini, aq kok seperti merasa benar-benar mengalaminya sendiri. Bagaimana perjuangan sang penulis untuk mempersiapkan semuanya, mulai dari perlengkapan pribadi ampe persiapan dokumen yang benar-benar ribet seperti pasport, visa, masalah tiket perjalanan + penukaran uang. (sebenarnya aq iri sama penulis, dia bisa sampai melakukan perjalanan ke Tibet. Aq aja masih sampai ke Malaysia sendirian kadang masih agak-agak sombong gitu, karena berhasil sendirian disana, tapi ini sang penulis sampai ke Tibet!!!. Membuat keinginanku yang belum tercapai untuk bisa ke Korea, jadi keingat lagi. Ok selesai ini, langsung cari-cari website untuk perjalanan kesana deh)

Ok lanjut…!!! Setelah selesai semuanya yang benar-benar buat aq jantungan (soalnya sipenulis ribet banget nih untuk persiapannya + sempat ketiduran padahal pagi-pagi uda harus ke bandara Cengkareng – Jakarta). Sampai dibandara, sipenulis gak banyak cerita soalnya kebanyakan tidur sih…:D dan akhirnya sampailah ke Bangkok. Cara penulis menjelaskan bandara yang ada diBangkok, membuatku penasaran sampai menanyakan ke teman (yang sudah asyik tidur nih…:D Gila ya!!!) seberapa besar sih tuh bandara? dan dengan baiknya dia menjelaskan padaku (tapi mata masih tertutup…kwkwkw) Perjalanan dilanjutkan dari Cina ke Tibet (disini juga banyak cerita-cerita menarik yang akan sangat sayang jika dilewatkan) bagaimana sipenulis yang harus berada dikereta untuk waktu dua hari dua malam (yang dideskripsikan perjalanannya itu dari Aceh – Surabaya, gak kebayang ya jauhnya). Cerita dilanjutkan waktu dia berada di Tibet, OMG benar-benar buat mupeng + iri hati. Bagaimana dia mengalami sindrom sakit akibat perubahan cuaca dan kurangnya oksigen, pertemuannya dengan teman-teman baru yang aneh-aneh tapi saling bantu, menelusuri daerah Tibet, mengenal orang-orang disana dan bagaimana cara hidup mereka. (aduh seru banget ya)

So, setelah di Tibet, apakah selesai? tentu tidak dong. Karena setelah di Tibet, penulis masih melakukan perjalanan ke Mt.Everest (belum sampai kepuncaknya sih, tapi sipenulis sekali lagi buat iri, dia hanya mendeskripsikan dengan ‘datang saja sendiri’, so What?? aq harus kesana gitu….?hehehe….lanjutlah) akhirnya, setelah Tibet, lanjut ke Nepal. (ketemu orang-orang Nepal yang dikenal lebih ramah dan lebih berasa aman, tenang dari pada ke Tibet, soalnya banyak tentara cina disana) So diNepal apakah masih seseru di Tibet? so pasti IA dong, apalagi dibumbuhin dengan kisah cinta, what? apa maksudnya dengan cinta? (baca sendiri aja sih, apa maksud ‘Cinta’ disini) So akhirnya penulis pun harus balik lagi ke negeri tercinta, Indonesiaku.

Pokoknya nih selama baca buku ini, aq seperti ikut bareng penulis. Bagaimana suka-duka perjalanannya, bagaimana perkenalannya dengan teman-teman sesama travelling ala backpaker, bagaimana pertemuan dengan orang-orang baru, budaya baru + makanan baru, jadi ingat kata-kata penulis ‘Ini soal Rasa’…hehehe).

Sebenarnya, aq berencana untuk menuliskan apa aja kalimat-kalimat bagus yang aq temukan setelah baca buku ini tapi niat tinggal niat karena kehebohanku sendiri merekomendasikan kepada teman2, so skarang buku itu sudah tidak bersamaku lagi. (Aq ingin teman-temanku juga ikut melakukan petualangan sang penulis,,,jadi bukan hanya berhenti di aq aja)

So, buat yang belum baca, silahkan dibaca ya. Gak akan menyesal kok. Percayalah !!!!

_________________________________

* Pembaca, tinggal di Jakarta.

Tulisan ini dimuat di sini tak lain sekadar usaha pendokumentasian. Versi asli dari tulisan ini ada di goodreads. [September 2012].