RTAS

Ulasan Rumah Tanpa Alamat Surat | #1

Nike Rifa
Pembaca, tinggal di Karawang

Rumah bagiku adalah tempat untuk berlindung. Meski aku tak pandai mengatur rumah tapi aku sangat suka tinggal di rumah.

Tapi membaca buku ini, menjadi terenyuh, tak banyak yang bisa di sampaikan alias speechless. Dari cerita satu ke cerita lain hingga tiba di Rumah Tanpa Alamat Surat. Apa yang aku rasakan adalah pemberontakan, kemarahan, kerinduan dan kebencian yang mendalam dan dingin juga bingung. Demikian yang aku rasakan saat membacanya.

Penulis dalam buku ini pandai membawa emosi pembacanya.

Khusus di cerita RTAS, justru ini yang membuat terenyuh karena rumah yang di tuju tidak ada dan berputar putar mencari di mana gerangan yang dituju. Benar-benar alamat itu tidak ada, berputar-putar mencari dan terus mencari. Menjadi ikut merasakan kebingungan saat berputar – putar mencari. Dan untuk satu kata di cerita itu , dilakukan karena CINTA, ah kata ini pun aku juga sangat susah mengartikannya.

Selamat, ya, Daniel Mahendra.
Ditunggu novel berikutnya.
Salam,
Nike Rifa

________________________________

Tulisan ini dimuat di sini tak lain sekadar usaha pendokumentasian. Versi asli dari tulisan ini ada di halaman goodreads penulis [7 Juni 2016].